PENGKHIANATAN G-30-S/PKI (makalah)




Ø   Peristiwa G-30-S-PKI
      Peristiwa ini dilakukan PKI dengan melakukan kudeta yang ditandai dengan adanya penculikan dan pembantian terhadap para Jenderal AD yang dianggap sebagai penghalang untuk menyebarkan pengaruh paham komunis. Tujuan gerakan ini adalah menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno dan mengganti pancasila sebagai dasar negara menjadi paham komunisme.
Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk menolak laporan pertanggungjawaban Presiden Soekarno di hadapan MPRS yang pada waktu itu diketuai oleh A.H. Nasution. Dengan ditolaknya laporan pertanggungjawaban tersebut, maka berakhirlah pemerintahan presidensil  dan Indonesia kembali ke pemerintahan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

Ø Persaingan PKI dengan Angkatan Darat
Angkatan darat sebagai kekuatan pertahanan negara memiliki kepentingan untuk mempertahankan ideologi pancasila dari berbagai ancaman. Sedangkan PKI memiliki kepentingan untuk mendirikan negara komunis.
a.        Tindakan provokasi yang dilakukan PKI:
·         menghasut kaum tani dan buruh untuk mengambil alih tanah luas milik perkebunan.
·         menggalang demonstrasi menuntut kenaikan upah di perkebunan dan pabrik.
·         melakukan penyerangan terhadap berbagai kelompok yang dinilai anti komunis.
·         pada bulan Januari 1965, PKI mengajukan gagasan agar buruh dan petani dipersenjatai dan menjadi angkatan kelima.
·         pada bulan Mei 1965, PKI mengeluarkan desas-desus munculnya Dewan Jenderal dalam Angkatan Darat.

b.        Tindakan angkatan darat dalam mengahadapi PKI:
·         panglima angkatan darat memperingatkan presiden untuk berhati-hati terhadap tindakan yang dilakukan PKI.
·         angkatan darat secara tegas menentang pembentukan kabinet gotong-royong.
·         angkatan darat secara tegas menolak gagasan angkatan kelima.
·         panglima angkatan darat berusaha meyakinkan presiden akan kesetiaan mereka terhadap masyarakat dalam menghadapi desas-desus munculnya dewan jenderal.

Ø Pelaksanaan G-30-S/PKI
Pimpinan PKI telah melaksanakan pertemuan rahasia beberapa kali untuk menyusun kudeta pada tanggal 30 September 1965. G-30-S secara fisik dilakukan melalui kekuatan militer yang dipimpin oleh Kol. Untung Sutopo yang menjabat sebagai Komandan Batalyon I Resimen Cakra Birawa(Pasukan Pengawal Presiden) yang bertindak sebagai pimpinan formal seluruh gerakannya. Kolonel Untung memerintahkan seluruh anggotanya untuk melakukan gerakannya pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari. Mereka melakukan penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama dari Angkatan Darat. Para perwira angkatan darat tersebut dibawa ke Lubang Buaya yang merupakan markas PKI yang terletak di selatan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, para perwira disiksa dan selanjutnya dibunuh dan dimasukkan ke dalam sumur tua, kemudian ditimbun dengan sampah dan tanah.
a.       Korban dari TNI Angkatan Darat
·            Letnan Jenderal Ahmad Yani, Menteri I Panglima AD (menpangad)
·            Mayor Jenderal R. Soeprapto. Deputi II Pangad
·            Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo, Asisten I Pangad
·            Mayor Jenderal Suwondo  Parman, Asisten I Pangad
·            Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan, Asisten IV Pangad
·            Brigadir Jenderal Soetoyo Siswomihardjo, Inspektur Kehakiman Ioditur
·            Letnan Satu Piere Andreas Tendean, Ajudan Jenderal  A.H. Nasution

Ketika terjadi penculikan tersebut, Jenderal A.H. Nasution berhasil menyelamatkan diri setelah kakinya tertembak, tetapi putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban sasaran tembak dari kaum penculik dan kemudian gugur. Korban lainnya adalah Letnan Polisi Karel Satsuit Tubun yang gugur pada saat melakukan perlawanan terhadap gerombolan yang berusaha menculik Jenderal A.H. Nasution.
Pada waktu yang bersamaan, PKI juga menyebarkan pengaruhnya di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Solo, Wonogiri, Semarang dan mereka mengumumkan berdirinya dewan revolusi melalui siaran berita RRI di Yogyakarta yang dilakukan oleh Kolonel Untung. Dewan revolusi yang ada di Yogyakarta diketuai oleh Mayor Mulyono yang melakukan penculikan terhadap Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.

Disusun oleh
·         Ivan Valiant     (XI-A1/14)
·         Laila Isnaeni    (XI-A1/16)
·         Virgiawan Aji  (XI-A1/30)

Categories: Share

Leave a Reply